Catatan Akhir Tahun
Sebentar lagi letusan mercon dan kembang api tepat di jam 00:00 menandai bergantinya tahun dari 2019 ke 2020. Pergantian tahun kali ini spesial karena dekade baru juga dimulai dengan berakhirnya tahun 2019. Bagi gue, 2019 adalah tahun transisi, dikarenakan banyaknya perubahan yang terjadi di dalam hidup gue saat mengawalinya. Gue berganti jurusan dari hukum ke linguistik di akhir 2018 silam, dan nggak terasa gue berada di semester ketiga sekarang. Kalau semua berjalan sesuai rencana dan Tuhan ijinkan, gue akan selesaikan studi ini dalam satu setengah tahun ke depan, atau 3 semester lagi. Jujur gue merasakan pressure yang begitu besar saat gue menuntut diri gue sendiri untuk menyelesaikan pendidikan gue tepat waktu (dalam kurun waktu 3 tahun). Pengalaman di masa lalu ketika gagal menjalani studi hukum membuat gue takut untuk bermimpi lulus tepat waktu. Tapi gue bersyukur Tuhan memberikan kemampuan untuk gue bisa menyelesaikan modul-modul gue tepat waktu, walau tidak dengan hasil yang sempurna. Harapan gue di 2020, semoga gue makin diberi kegigihan dan daya tahan untuk menyelesaikan modul-modul yang pastinya makin bertambah tingkat kesulitannya. Gue berharap tahun ini gue sudah bisa punya gambaran tentang topik bachelor thesis gue, dan mau ke mana gue melanjutkan studi master. Gue berharap Tuhan mulai arahkan gue ke bidang yang Dia betul-betul siapkan buat gue, karena Dia tahu gue bukan hanya akan do well di situ, tapi juga karena lewat bidang itu gue bisa serve Him more.
2019 juga tahun yang cukup pahit buat gue, relationship wise. Hubungan yang gue jalin dengan seseorang yang gue kasihi sejak 2017 harus kandas di penghujung 2018. 2019 adalah masa transisi gue dari being in a relationship into being single, again. To be honest I’m the kind of person who’s really good at being single, since I spend most of my life being single. Tapi setelah hampir dua tahun menjalin hubungan dengan seseorang, butuh waktu banyak untuk bisa menyesuaikan diri hidup tanpa orang itu lagi. Di penghujung 2019 ini, gue sudah bukan lagi wanita irrasional yang gagal move on. Gue sudah sampai pada titik di mana gue menerima bahwa dia hanya bagian kecil dari masa lalu gue, dan begitupun sebaliknya gue buat dia. Ada masa di mana gue merindukan keberadaan dia, tapi gue selalu menepis pikiran itu dengan pikiran yang lain. Gue percaya yang gue alami saat ini normal, tapi bukan permanen. Gue percaya pada kemampuan gue untuk kembali mengasihi, bahkan lebih dari yang kemarin. Gue percaya, saat gue memilih untuk memaafkan dan melepaskan, Tuhan kasih gue damai sejahtera. Gue percaya, 2020 gue akan baik-baik saja.
This being human is a guest house. Every morning a new arrival
A joy, a depression, a meanness. Some momentary awareness comes as an unexpected visitor. Welcome and entertain them all! Be grateful for whoever comes, because each has been sent as a guide
Kaleidoscope - Coldplay
No comments