Katanya orang yang sering disakitin dan dikecewain itu pada akhirnya bakal jadi orang sabar. Gue sudah membuktikan itu. Hari ini gue sengaja bangun jam 4 pagi, masak nasi dan goreng bakwan buat bekel di tempat kerja. Gue baru aja tanda tangan kontrak kemaren banget di satu temp agency, buat kerjaan temporary di satu dog food company. Ya, kerja di pabrik gitu. Kemaren gue sengaja pulang nggak kemaleman abis jalan sama temen, supaya bisa pergi tidur early dan bangun pagi banget. Gue nge-set mood sebaik mungkin, karena gue tahu kerjaan pabrik is actually not my thing. But at the moment my choices are limited. Sampe akhirnya gue tiba di tempat kerjaannya, yang btw satu jam sendiri naik kereta dari rumah gue ya. Hal pertama yang udah bikin gue kesel adalah gue nggak nemu locker kosong buat naro barang-barang gue. Jadinya gue taro sepatu dan ransel gue di pinggiran jendela di kamar ganti, dan barang berharga seperti dompet dan handphone gue bawa masuk ke tempat kerja. Sejujurnya hal ini udah nervig banget buat gue. Kedua, baunya pakan anjing kan lo lo pada tahu sendirilah ya menyengat buset. Gue cinta anjing, tapi gue paling nggak tahan cium aroma mulut anjing yang barusan makan. Huek cuih. But again gue masih mencoba untuk positiflah ya. Gue disuruh cari shift supervisor pagi itu, dan gue samperinlah dia. Do you know what happened next? He told me that they already have enough workforce. He sent me home! Apakah gue nggak ngamuk? Tentu gue ngamuk. Sabar bukan berarti bego. Gue bilang, ini nggak fair. You (or the temp agency) should’ve told me earlier. At least that way I didn’t have to make an hour journey for nothing. Terus dia dengan senga-nya bilang wah sorry ini bukan urusan gue. Lu ngomong lah sama Firma-lu (the temp agency). Karena gue pikir there’s no use juga nge-debat si robot ini, ya udah gue pergi. Gue nyoba telpon ke kantor temp agency tapi karena saat gue tulis ini masih di bawah jam 7 pagi, kantornya tentu saja belum buka. Rencana gue adalah untuk complain dan minta untuk jangan kirim gue ke tempat itu lagi, because I can’t bear the dog food’s smell anyway. Either kirim gue ke tempat lain, atau gue berhentiin kontrak sama dia. Gue tahu pilihan gue saat ini terbatas, tapi gue yakinlah bisa dapet kerjaan yang lebih bener dan nggak bikin sakit kepala. Oh ya omong-omong, mungkin lo lo pada mikir di mana letak kesabaran gue. Toh gue ngamuk - ngamuk. Toh gue ngedumel lewat tulisan ini. Ya iya sih, but at least hati gue tentram saat ini (walaupun tidak tercermin di dalam tulisan ini :D) Gue lebih “nrimo”, nggak ada hard feeling yang gimana-gimana banget. Bagus juga gue latihan bangun pagi hari ini. Bagus juga karena gue pergi ke sana, gue tadi ketemu satu worker bapak-bapak berkebutuhan khusus yang dengan sigap nunjukin jalan ke gue, dan positive aura dari dia (yang begitu semangatnya dateng ke tempat kerja pagi-pagi) terpancar ke gue. Intinya gue nggak menyesali mesti bangun pagi hari ini, yang gue sesali adalah ketidakbecusan temp agency dalam menyalurkan pekerja, dan gue sekarang on the way ke kantornya, buat complain.
Ditulis di kereta dari Krefeld menuju Duisburg
No comments